Rabu, 30 Oktober 2013

Harus Bagaimanakah ini????




 Odong-odong motor,antara kreatifitas,bahaya dan urusan perut.
Siapa yang tak kenal kendaraan rakitan ini. Kendaraan yang yang sejatinya adalah properti pasar malam keliling ini kini banyak di miliki oleh orang umum,dengan tujuan komersil tentunya.Penghasilan yang di dapatkan pun lumayan untuk ukuran ekonomi di desa.
Setahu saya yang ada di kampung saya tinggal,mereka keliling kampung untuk mencaripenumpang yang sasaran utamanya adalah anak anak untuk berkeliling kampung dan tempat tertentu dengan tarif terjangkau. Kalau di bahasakan agak keren mungkin.
Tentu ada sisi positif dan negatifnya dari kendaraan ini,mari kita coba bahas  .
Positifnya  :
§  membuktikan bahwa orang orang kita itu  kreatif,bisa memanfaatkan sesuatu yang sudah seharusnya tak berguna menjadi berguna.
§  mudah mendapatkan kendaraan murah untuk tujuan tertentu yang melibatkan banyak orang.Maksudnya..?  Terkadang warga kampung lebih suka menyewa kendaraan ini untuk menghadiri acara di kampung sebelah yang perginya bersamaan berapa puluh orang jumlahnya dan di bayar secara patungan.
§  Anak anak kita gampang mendapatkan hiburan,safari wisata seadanya selain refreshing juga mengajarkan anak anak kita untuk mencintai alam dan mensyukuri keagungan Tuhan.
§  Bisa memuat banyak orang.Kendaraan ini di desain mirip kereta api dengan beberapa ‘gerbong’ tambahan dengan pengait mirip truk gandeng.
Negatifnya   :
§  Berbahaya.Kita tahu bahwa bahan yang di gunakan tak se solid kualitas pabrikan dan pengerjaannya pun terkadang ala kadarnya.
§  Mesin penggeraknya adalah diesel yang dijual di toko2 pada umumnya dan di hubungkan ke gearbox hanya dengan ban belt,sehingga ketika kelebihan muatan atau jalan mendaki, powernya kurang.. kadang bisa mundur karena nggak kuat menanjak.
§  Permasalahan surat surat kendaraan. Mayoritas kendaraan ini nggak ada STNK nya, Tapi sering berkeliaran di jalan raya. Kalau ketemu Razia Polisi gimana dong…?
§  Pernah suatu ketika,anak saya bersama ibu mertua naik kendaraan ini untuk kondangan di kampung sebelah ,dan ketika menaiki tanjakan, Pengait gandengan ‘lokomotif’ dan gerbong nya lepas..sehingga gerbong dan penumpangnya mundur dan jatuh ke parit di tepi sawah.,sedangkan lokomotifnya jalan terus        . Hadegh…untunglah tidak ada korban jiwa.
Dilematis memang…Apakah kedepannya nanti pemerintah akan menertibkannya..? dalam artian bukan melarangnya beroperasi,tapi memberikan solusi agar kendaraan ini menjadi aman dan nyaman dan legal.Jika melarangnya beroperasi,mungkin akan menimbulkan pro dan Kontra..    Monggo silahkan pendapat anda,mungkin punya masukan..?

Selasa, 15 Oktober 2013

Makan Juga Ada Waktunya Bro........

BAHAYANYA MENGEMUDI SAMBIL MAKAN
Aktifitas Makan Lebih Berbahaya dari Penggunaan Telepon Saat Menyetir


Demi meningkatkan kesadaran cara mengemudi yang benar, aman dan nyaman, sebuah studi dilakukan di University of Leeds, Inggris untuk membahas penelitian yang bertema "Dua Tangan Lebih Baik dari Satu Tangan".
Tujuan dari studi ini untuk memberikan kesadaran akan tingkat bahaya saat mengemudi dengan melakukan aktifitas lain seperti makan, berbicara di telepon dan minum di balik lingkar kemudi. Meskipun sang pengemudi sadar bahwa dengan tidak makan dan minum bukan hal yang baik ketika mengendarai mobil.
Studi yang dilakukan dengan alat bantu simulator ini, menemukan tingkat konsentrasi 22 persen saat minum soda atau kopi dan sebanyak 44 persen menurun saat makan sambil menyetir. Penurunan 37 persen juga dicatat oleh pengemudi yang melakukan aktifitas SMS. Yang mengejutkan, dengan adanya kandungan alkohol 0,08 persen, hanya menambah waktu reaksi 12,5 persen, jauh di bawah aktifitas makan.


Sabtu, 05 Oktober 2013

Pentingnya Jaga Jarak

PENTINGNYA MENJAGA JARAK ANTAR KENDARAAN

Apa sih JARAK AMAN itu ?
Apa perlunya jaga jarak aman di tengah padatnya lalu lintas? Di luar kondisi yang padat tentunya menjaga jarak aman antar kendaraan adalah hal penting. Tanpa jarak aman kita sebagai pengendara bisa saja terlibat dalam sebuah kecelakaan.
Kenapa penting, tanpa jaga jarak akan terjadi :
• Tidak ada ruang untuk ber manuver,
• Tidak ada ruang untuk kendaraan me respon situasi di depan.
Hitunglah dua detik secara umum antara reaksi manusia dan reaksi mekanikal. Tubuh akan spontan melakukan respon jika sudah membaca bahaya. Penafsirannya pun tergantung kebiasaan pengendara. Ada yang spontan bersikap defensif karena terbiasa melakukan antisipasi sejak jauh. Ada yang secara spontan terbawa reflek tak sadar yang justru mungkin membawanya ke situasi kecelakaan.
Di tengah padatnya ruang antar kendaraan tentunya kita masih dapat membuat jarak aman, bahkan pada kemacetan sekalipun. Frase JAGA JARAK AMAN 2 DETIK tentunya pernah kita dengar. Lalu bagaimana kita tahu jarak 2 detik itu di implemetasikan di jalan ?
Berikut tips sederhana menghitung jarak 2 detik di jalan raya :
• Samakan kecepatan kendaraan kita dengan kendaraan di depan. Kecepatan yang sama di ketahui melalui tidak berubahnya jarak kita dengan kendaraan di depan,
• Ambil salah satu benda statis di ping
gir jalan sebagai patokan menghitung, misal : pohon, tiang listrik atau rambu-rambu jalan,
• Begitu badan kendaraan di depan melewati benda statis patokan tadi lalu mulailah menghitung : SATU DAN SATU, SATU DAN DUA, kata-kata tersebut sebagai pengganti hitungan detik demi detik,
• Hitung terus hingga badan kendaraan kita melewati benda statis patokan tadi, jika yang terhitung lebih dari DUA maka hitungan jarak aman terbilang cukup. Cukup waktu untuk merespon bahaya. Cukup waktu untuk melakukan manuver.
• In
gat, pengereman tidak bersifat langsung dan membuat kendaraan berhenti. Rem memerlukan waktu untuk benar-benar berhenti.
Menghitung jarak aman ini bisa dilakukan di mana saja, dan dapat diaplikasi kan kapan saja. Setiap kita bergerak waspadai setiap jengkal jarak kita dengan kendaraan lain di depan. Pada situasi padat di kemacetan hindari ban depan terlalu menempel mendekat kendaraan di depan. Biarkan mata dapat melihat jelas ban belakang secara utuh agar jika terjadi sesuatu maka kita masih sempat melakukan pergantian jalur atau ber manuver.
Mudah bukan ?